hi sobat, bagi sobat yang mempunyai tugas tentang contoh khotbah
seperti saya. disini saya berikan 1 khotbah yang saya ambil dari http://khotbahjumat.com. Tetapi bagi sobat
yang ingin mencari lebih banyak lagi silahkan kunjungi alamat tersebut.
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إلا الله وَحْدَهُ لَا
شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله
حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ
بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله
وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ
كِتَابُ الله وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه و سلم وَشَرَّ
الْأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ
ضَلَالَةٌ، وَكُلَّ ضَلَالَةٍ فِي النَّارِ. اللهم صَل عَلَى مُحَمدٍ، وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلمْ.
Jamaah
Jumat Rahimakumullah
Keadaan
surga yang akan dimasuki oleh orang-orang yang beriman kelak di Hari Akhir,
telah termaktub di dalam Kitabullah dan hadits-hadits
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Lalu, bagaimana gambaran
atau keadaan “Surga” yang ada di dunia ini, khususnya di rumah kita? Bagaimana
hakikat “Rumahku Adalah Surgaku”?
Kita
sering menyaksikan dan bahkan mungkin mengalami di dalam keluarga kita, di
rumah kita, suatu keadaan yang membuat sempit dada, tegangnya urat leher,
naiknya darah ke ubun-ubun kepala, gemertaknya gigi sembari mengepalnya tangan.
Itulah keadaan yang diakibatkan oleh berbagai ulah anggota keluarga yang tidak
pada tempatnya. Orang sering mengatakan, “Rumahku bagai neraka, yang membuat
seluruh anggota keluarga tak kerasan tinggal di dalamnya. Ia penuh dengan
malapetaka. Bahtera rumah tangga terhempas karenanya. Cita-cita keluarga hanya
tinggal angan-angan belaka. Alangkah sengsaranya dunia”
Percekcokan,
saling ejek, egoistis, piring terbang sering terjadi, hingga kekerasan fisik
mewarnai perjalanan rumah tangga yang jauh dari sakinah mawaddah warahmah.
Kita semua
tentu saja tidak menginginkan hal itu terjadi. Akan tetapi, seringkali anggota
sebuah rumah tangga tidak mampu menahan hal tersebut, sekaligus tidak memiliki
bekal yang cukup dan hidayah dari-Nya untuk mewujudkan keluarga sakinah
mawaddah warahmah, keluarga cermin “Rumahku Adalah Surgaku”.
Jamaah
Jumat Rahimakumullah
Di awal
khutbah telah disampaikan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ
بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا .
“Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari
yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya
Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah
kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu.” (An-Nisa`: 1).
Kita yang
hadir di masjid yang mulia ini adalah ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kita diseru oleh-Nya agar bertakwa kepada-Nya. Allah Subhanahu wa
Ta’ala juga menginformasikan bahwasanya diciptakan-Nya pula pasangan
hidup kita masing-masing yakni istri-istri kita masing-masing. Melalui pasangan
suami-istri (pasutri) inilah, Allah Subhanahu wa Ta’ala memperkembangbiakkan
manusia yang banyak jumlahnya, laki-laki dan perempuan. Pergaulan suami istri
yang Allah taqdirkan membuahkan hasil berupa anak, hendaknya atas dasar takwa,
sehingga pergaulan suami istri tersebut benar-benar membuahkan anak-anak shalih
dan shalihah. Selanjutnya jumlah manusia yang banyak itu hendaknya tetap
menjaga silaturahim, menjaga hubungan baik secara harmonis, sebab pada asalnya
manusia adalah satu rahim (satu keturunan yang sama).
Jamaah
Jumat Rahimakumullah
Untuk
menjaga pasutri dan anak-anak, serta anggota keluarga lainnya agar tetap hidup
harmonis, penuh kasih sayang di bawah ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala (mawaddah
warahmah) yang hal itu merupakan wujud dari rumahku surgaku, maka beberapa
kiat berikut ini layak untuk ditempuh yakni:
Pertama,
jaga masing-masing hak dan kewajiban anggota rumah tangga.
Allah Subhanahu
wa Ta’ala telah berfirman,
وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ
بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
“Dan
para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang
ma’ruf. Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada
istrinya. Dan Allah Maha-perkasa lagi Mahabijaksana.” (Al-Baqarah: 228).
Rasulullah sallallahu
‘alaihi wasallam telah bersabda,
“Dari
Mu’awiyah bin Haidah al-Qusyairi diriwayatkan bahwa ia berkata, ‘Aku pernah
bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa hak istri salah seorang di antara kami atas
suaminya?’ Beliau menjawab, ‘Hendaknya kamu memberinya makan sebagaimana
yang kamu makan, memberinya pakaian sebagaimana yang kamu kenakan, dan jangan
kamu pukul wajah, jangan menjelek-jelekkan, serta janganlah kamu tidak mengajak
bicara kepadanya kecuali di rumah saja’.” (H.R. Abu Dawud no.2142, hadits
ini hasan shahih menurut al-Albani).
Beliau sallallahu
‘alaihi wasallam juga telah bersabda,
أَلَا إِنَّ لَكُمْ عَلَى نِسَائِكُمْ حَقًّا،
وَلِنِسَائِكُمْ عَلَيْكُمْ حَقًّا، فَأَمَّا حَقُّكُمْ عَلَى نِسَائِكُمْ فَلاَ
يُوْطِئْنَ فُرُشَكُمْ مَنْ تَكْرَهُوْنَ، وَلَا يَأْذَنَّ فِي بُيُوْتِكُمْ
لِمَنْ تَكْرَهُوْنَ، أَلَا وَحَقُّهُنَّ عَلَيْكُمْ أَنْ تُحْسِنُوْا إِلَيْهِنَّ
فِي كِسْوَتِهِنَّ وَطَعَامِهِنَّ.
“Ketahuilah,
bahwa kalian memiliki hak terhadap istri-istri kalian, dan istri-istri kalian
juga memiliki hak terhadap diri kalian. Adapun hak kalian terhadap istri-istri
kalian adalah: Hendaknya mereka tidak membiarkan orang yang tidak kalian sukai
untuk tidur di atas tempat tidur kalian, dan tidak mengizinkan orang yang tidak
kalian sukai masuk ke rumah kalian. Sedangkan hak mereka terhadap kalian
adalah: Hendaknya kalian memberi pakaian dan makanan yang baik kepada mereka.”
(H.R. at-Tirmidzi no.1161, menurutnya hadits hasan gharib).
Jamaah
Jumat Rahimakumullah
Kedua,
saling menasihati di dalam kebenaran, kesabaran, dan keikhlasan atas dasar
kasih sayang dan dengan cara yang lembut. Firman Allah Subhanahu wa
Ta’ala,
إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلاَّ
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan
nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Al-Ashr : 2-3).
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللهِ لِنتَ لَهُمْ
وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ
عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي اْلأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ
فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Maka,
disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Ali Imran: 159).
Saling
menasihati merupakan pilar penjaga harmonisasi keluarga, sebab manusia adalah
makhluk yang suka lupa. Jika salah satu lupa dan yang lainnya mengingatkan
(menasihati) dengan cara yang lembut, maka pasangannya tetap berada di dalam
jalan yang benar. Dan ini tentu saja yang dikehendaki bersama.
Jamaah
Jumat Rahimakumullah
Ketiga,
sebagai pasutri dan anggota keluarga lainnya yang senantiasa menghendaki
rumahku adalah surgaku, keluarga yang mulia karena takwa, tinggi derajat karena
beriman dan berilmu, maka sudah seharusnya untuk senantiasa berlomba untuk
mewujudkan Surga dunia dan akhirat. Sebagaimana yang Allah Subhanahu wa
Ta’ala gambarkan berikut ini di dalam Firman-Nya,
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ
وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَاْلأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ . الَّذِينَ
يُنفِقُونَ فِي السَّرَّآءِ وَالضَّرَّآءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ . وَالَّذِينَ إِذَا
فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوا
لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ الله وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا
فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ ُ
“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabb-mu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu)
orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang
apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat
akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang
dapat mengampuni dosa selain daripada Allah. Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (Ali Imran: 133-135).
Pasutri
dan anggota keluarga lainnya yang hendak mewujudkan surga dunia dan akhirat,
yang mewujudkan rumahku surgaku, maka hendaknya mereka senantiasa:
1.
Berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit.
2. Menahan amarah.
3. Memaafkan kesalahan orang lain.
4. Bertaubat.
2. Menahan amarah.
3. Memaafkan kesalahan orang lain.
4. Bertaubat.
Jamaah
Jumat Rahimakumullah
Keempat,
anggota keluarga yang dapat mewujudkan rumahku surgaku adalah mereka yang
senantiasa tolong menolong dan bekerja sama di dalam kebajikan dan ketakwaan.
Mereka akan senantiasa mengenyahkan keburukan, permusuhan, dan perbuatan dosa
lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى
وَلاَتَعَاوَنُوا عَلَى اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ
شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan
tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Ma`idah: 2).
Berdasarkan
kerja sama dan tolong menolong atas dasar kebajikan dan takwa itulah, setiap
munculnya problematika keluarga, akan dapat diatasi, dihadapi, dan diselesaikan
dengan solusi yang menyenangkan, bukan berakhir dengan mengenaskan.
Itulah
sekelumit kiat yang, insya Allah, dapat mengantarkan keluarga kita
semuanya menuju kepada cinta sejati, cinta dari Sang Pencipta. Kiat yang
apabila kita dapat mewujudkannya, semoga dapat membantu untuk meraih ridha-Nya
semata, bagaimanapun keadaan kita. Itulah kiat yang dapat mengantarkan kita
kepada kebahagiaan yang hakiki dunia hingga akhirat. Kebahagiaan yang hanya
akan dapat diraih oleh orang-orang yang benar-benar beriman, bertakwa, dan
hidup Islami.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ
الْكَرِيْمِ وَجَعَلَنَا اللهُ مِنَ الَّذِيْنَ يَسْتَمِعُوْنَ الْقَوْلَ
فَيَتَّبِعُوْنَ أَحْسَنَهُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِـرُ الله لِيْ
وَلَكُمْ.
[Khutbah Kedua]
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ
بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَـقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ
كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إله إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
قَالَ الله تَعَالَى: يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ
ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم
مُّسْلِمُونَ
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ:
Jamaah
Jumat Rahimakumullah
Pada
khutbah kedua ini, khatib hendak menyimpulkan pembahasan pada khutbah pertama.
Sesungguhnya untuk mewujudkan gambaran rumahku surgaku, ada beberapa kiat yang
selayaknya kita tempuh di dalam mengarungi hidup berumah tangga, yakni:
Pertama,
hendaknya setiap anggota rumah tangga (suami,
istri, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya jika berupa keluarga besar)
dapat menjaga hak dan kewajiban masing-masing secara seimbang dan penuh
keikhlasan, kesabaran, dan kesungguhan, sesuai dengan kedudukannya
masing-masing di dalam keluarga.
Kedua,
saling nasihat-menasihati di dalam kebenaran, kesabaran, dan keikhlasan atas
dasar kasih sayang dan dengan cara yang lembut.
Ketiga,
sebagai pasutri dan anggota keluarga lainnya yang senantiasa menghendaki
rumahku adalah surgaku, keluarga yang mulia karena takwa, tinggi derajat
karena beriman dan berilmu, maka sudah seharusnya untuk senantiasa berlomba
untuk mewujudkan surga dunia dan akhirat.
Keempat,
anggota keluarga yang dapat mewujudkan rumahku surgaku adalah mereka yang
senantiasa tolong menolong dan bekerja sama di dalam kebajikan dan ketakwaan.
Mereka akan senantiasa mengenyahkan keburukan, permusuhan, dan perbuatan dosa lainnya.
Bahtera berlayar menuju cita
Senyum tersungging penuh harap
Badai menggulung menerpa
Mengantar bahtera melaju semesta
Menuju kecintaan abadi di surga
Kekasih yang dinanti nan dipuja
Senyum tersungging penuh harap
Badai menggulung menerpa
Mengantar bahtera melaju semesta
Menuju kecintaan abadi di surga
Kekasih yang dinanti nan dipuja
Sesungguhnya
kebahagiaan sejati, cinta yang tulus murni, kesejahteraan yang abadi hanyalah
ada pada sisi Rabbul ‘alamin. Karena itu, selayaknya setiap Mukmin,
untuk terus berusaha meraihnya dengan modal keikhlasan dan kesungguhannya di
dalam mencontoh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kebahagiaan
di dunia ini, yang kebanyakan manusia mengejarnya, sekaligus melupakan akhirat,
hanyalah akan didapatkan sementara waktu dan itulah fatamorgana. Kebahagiaan
yang menipu, sementara, sekejap, akan tetapi berakhir dengan kesengsaraan yang
berkepanjangan. Hanya mata-mata yang silau dengan gemerlap dunia ini yang akan
tertipu dengan pandangan sepintas itu. Oleh karena itu, berhati-hati di dalam
hidup di dunia ini merupakan salah satu karakter orang-orang yang bertakwa,
sehingga tidak akan tertipu oleh gemerlapnya dunia.
Ingatlah,
bahwasanya kesenangan dunia merupakan tipuan. Firman-Nya,
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
لَعِبُُ وَلَهْوُُ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرُُ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرُُ فِي
اْلأَمْوَالِ وَاْلأَوْلاَدِ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ
ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا وَفِي اْلأَخِرَةِ
عَذَابُُ شَدِيدُُ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللهِ وَرِضْوَانُُ وَمَاالْحَيَاةُ
الدُّنْيَآ إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Ketahuilah,
bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga
tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanaman-tanamannya
menga-gumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat
warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan
ampunan dari Allah serta keridha-an-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain
hanyalah kesenangan yang menipu.” (Al-Hadid: 20).
Jamaah
Jumat Rahimakumullah
Marilah
kita akhiri khutbah yang singkat ini dengan menundukkan hati, pikiran, dan perasaan kita, kita
rendahkan diri kita serendah-rendahnya di hadapan Rabbul ‘alamin, sambil
memohon kepada-Nya agar kiranya Allah Subhanahu wa Ta’ala berkenan
mengabulkan doa kita, memudahkan urusan kita di dalam meraih cinta dan
ridha-Nya, menolong kita di dalam taat kepada-Nya dan mencontoh Nabi-Nya,
memberikan kekuatan kepada kita untuk mengenyahkan kebatilan dari diri kita dan
keluarga kita, serta masyarakat kita.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى
النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،
إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً
وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ
الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ
زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ
سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا
أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
0 komentar:
Posting Komentar