Pagi ini, pagi yang
sangat sepi bagi Anti, karena melihat Rika berangkat sekolah dengan Ardi, pria
yang disukainya. Hatinya merasa kesepian ditengah keramaian SMAN 1 Gadingrejo.
Sejak detik, menit,
jam, dan hari Anti termenung di depan kelas, dengan membelalakan mata dan
telinganya Rika mendekati Anti. “pagi-pagi kok sudah duduk termenung?” Tanya
Rika kepada Anti. Tetapi Anti tidak bereaksi sedikitpun,
pergilah Ia meninggalkan Rika, keheranan Rika
melihat tinggahnya. ”Jangankan menjawab, menoleh dan melihatpun tak mau,”pikir
Rika.
Dari
ujung kelas terlihat Septiani berlari terengah-engah menuju Rika yang sedang
bingung ditinggal oleh Anti begitu saja. “ika!” begitulah Septi saat memanggil
Rika. “Ada apa Sep, kok lari-lari gitu?” Tanya Rika kepada Septi yang sedang
terengah-engah setelah berlari menemui Rika, Septi langsung duduk dikursi yang
berada disamping kursi Rika. “sekarangkan ada rapat guru,jadi kita pulang lebih
cepat. ke kosannya Alvi yuk!, Ajak septi kepada Rika.
Ditariklah
Septi, “Ayo kita ketempat Alvi sekarang!” kata Rika sambil menarik tangan
Septi, sampailah mereka di kosan Alvi. Disana ternyata ada Sam dan Ardi yang
sedang mengerjakan tugas matematika,
“lihatlah Si Cebol telah datang!” begitulah
ledekan Ardi kepada Rika pada saat tiba di depan kosan Alvi. Tertawalah Sam,
Alvi, dan Septiani ketika mendengar Ardi memanggil Rika. Sampai-sampai lupa
dengan tugasnya mengerjakan tugas matematika. Sebenarnya hanya becanda saja dan
bukan merupakan hinaan bagi Rika, Rika bersikap biasa saja dan tidak marah
ketika dipanggil begitu oleh Ardi, dan dia memang sudah hafal sifat Ardi,
orangnya itu memang begitu, suka meledek.
Memang akhir-akhir
ini Ardi sedang dekat dengan Rika, hingga membuat Anti cemburu kepada Rika.
Saat Ardi merasa kebingungan mengerjakan tugas tersebut, sampai-sampai dia
tidak bisa mengerjakannya, inilah waktu yang tepat untuk Rika membalas ejekan
Ardi tadi walau hanya becanda saja. “Ya ampun! Soal mudah seperti ini kamu
tidak bisa mengerjakanya?”ejekan Rika kepada Ardi yang sedang bingung dengan
tugasnya. Sam, Alvi dan Septi pun tertawa terbahak-bahak, “makanya jangan
sering mengejek orang, dibalas kan akhirnya!” Kata Sam sambil mentertawakan
Ardi.
Setelah
itu Alvi pun berdiri dan berjalan masuk kedalam kosan, kemudian keluar sambil
membawakan makanan dan minuman yang disuguhkan kepada teman-temanya, “Maaf
teman-teman aku hanya bisa menyuguhkan air putih dan makanan ringan saja,” Kata
Alvi sambil menaruh makanan dan minuman yang di bawa tadi untuk disuguhkan
kepada teman-temanya. “naaahh!!…. dari tadi kayak gini kan betah lama-lama
disini, hahahaha….” Ujar Sam sambil mencomot makanan yang disuguhkan oleh Alvi.
“huh….kamu sam makanan aja yang ada dipikiran
kamu,” tegur Alvi kepada Sam.
Semuanya langsung menikmati apa yang sudah
disuguhkan oleh Alvi kepada teman-temanya.
Siang pun tiba
dengan membawa panasnya yang terik di atas ubun-ubun, Anti berjalan melewati
jalan depan kosan Alvi, dengan muka ceria, sehingga membuat hari menjadi gelap.
“Anti ! cepat kesini, panas-panas begini mau kemana?” Teriak Septiani kepada
Anti yang sedang berjalan di depan kosan Alvi. Sam yang berada di samping Septi
langsung menegur Septiani, “busyeet…suaramu menggelegar hingga membelah bumi,”
kata Sam kepada Septi dengan memegang telinganya.
Anti pun mampir di
kosan Alvi dan kemudian duduk, “ Anti! Kamu kenapa, kok murung gitu?” Tanya Sam
kepada Anti, “ tidak ada apa-apa kok,” jawab Anti, walau dalam hatinya sedang
terbakar cemburu, cemburu buta, “bener enggak ada apa-apa?” sambil duduk di
kursi. Anti bukanya menjawab pertanyaan Septi, tapi malah melihat Ardi dan Rika
yang sedang asyik bercanda tawa, kemudian Ardi sok-sokan tahu, alasan Anti
murung itu apa, “sebenarnya aku sudah tahu, kenapa kamu murung begitu, tapi aku
tidak akan mengatakanya di sini,” kata Ardi sambil memegang tangan Anti yang sedang
murung “sok tahu kamu di,” kata Sam dengan menjoglo kepala Ardi. “ iya…kamu
kenapa sih, tadi juga waktu aku sapa kamu, kamu malah diam saja?” Tanya Rika
kepada Anti.
“
tolong diam!” jawab Anti kepada Rika yang langsung terdiam hingga tak
berdenyut, “kenapa kamu jadi sewot gitu Rika, eh (maaf) masudku Anti?” kata
Ardi yang sedang duduk diantara Rika dan Anti.
Menangislah
Anti setelah mendengar perkataan Ardi tadi, “sudah-sudah jangan menangis,
bilang saja apa masalahnya, kok jadi ribut begini mumpung masih pada ngumpul,”
kata Sam kepada Anti.
Kemudian
Alvi pun angkat bicara, “iya..benar apa kata Sam, bilang saja sih, mungkin kita
bisa membantu,” kata alvi. “bilang aja sih Anti, Siapa tahu aku bisa membantu
masalah kamu!” Sambung Rika kepada Anti. “Bagus sekali saran kamu, seperti
ustadz,” jawab Anti kepada Rika dengan muka murung.
“Ini
ada apa to, kok jadi berantem gini?” tegur Septi dengan memegang pundak Anti. Anti
hanya diam,padahal sebenarnya anti berteriak-teriak dalam hati, ingin
mengungkapkan perasaanya ketika melihat Ardi dan Rika bercanda tawa.
Hatinya
hancur tersayat-sayat. Lalu, Anti mengungkapkan isi hatinya kepada Ardi di depan
teman-temanya dengan perkataan yang tegas tetapi sebenarnya dia sedikit malu.
“Aku…..aku…aku sebenarnya suka sama Ardi, aku begini karena melihat Ardi dekat
dengan Rika, “sakit hatiku seperti tertusuk-tusuk duri,” kata Anti di depan
teman-temanya dengan malu-malu.
“Anti!
Kamu gila ya? Bilang kayak gitu di depan teman-teman, aku malulah,” kata Ardi
dengan nada marah. “ Abisnya aku sudah enggak tahan lagi, melihat kamu dekat
dengan Rika,” jawab Anti dengan nada nyolot. “Aku tu enggak ada hubungan apa-apa
sama Rika, Cuma sekedar teman becandaan saja, ya kan ka?” kata Ardi. “iya benar
kita Cuma sekedar bercanda tawa dan hanya sebatas teman,” kata Rika kepada
Anti.
“Betul
itu! Kita kan berteman sudah sejak lama, jadi jangan saling salah paham,” sahut
Sam . “sudah-sudah,” kata septi, “benar, dengan teman janganlah saling
bemusuhan baik di dunia dan di akhirat, kata Alvi sambil duduk mendekati Anti.
“Rika
sama Anti baikkan lagi ya…? Jangan salah paham lagi, gak baik,” ujar Sam sambil
mengangkat air minum yang akan diminumnya.
Akhirnya,
Anti dan Rika pun baikan, dan mereka pun menangis dan saling berpelukan.
Setelah itu,mereka pergi membeli bakso bersama-sama.
0 komentar:
Posting Komentar